Sejarah



20 Februari 2021 07:28:59   null x

 

SEJARAH SMK NEGERI 7 KENDAL

SMK Negeri 7 Kendal merupakan SMK Negeri termuda di Kabupaten Kendal. Terletak di Dusun Saron, Desa Tirtomulyo, Kecamatan Plantungan, yang merupakan wilayah di lereng utara gunung prahu, 46 km arah barat daya dari pusat Kabupaten Kendal, berbatasan langsung dengan Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang di sebelah baratnya.

Sejarah SMK Negeri 7 Kendal bermula dari permintaan warga Plantungan kepada Pemerintah Kabupaten Kendal agar mendirikan sebuah sekolah negeri setingkat SMA/SMK/MAK agar anak-anak usia sekolah di Plantungan tidak perlu jauh-jauh bersekolah ke kecamatan lain untuk meneruskan jenjang pendidikan setelah lulus dari SMP/MTs.

Permintaan ini akhirnya menemui titik terang saat Pemerintah Kabupaten Kendal mengumumkan akan mendirikan sebuah SMK Negeri di Kecamatan Plantungan. Harapan itu seakan menjadi nyata ketika pada hari Senin, tanggal 21 Januari 2013, Bupati Kendal, dr. Widya Kandi Susanti melakukkan prosesi peletakkan batu pertama pembangunan SMK Negeri 7 Kendal yang berlokasi di Dusun Saron, Desa Tirtomulyo, Kecamatan Plantungan, dengan dihadiri oleh segenap Muspika Kecamatan Plantungan serta dari Dinas Pendidikan Kendal.

Peletakan batu pertama pembangunan SMK Negeri 7 Kendal oleh Bupati Kendal, dr. Widya Kandi Susanti

SMK Negeri 7 Kendal dibangun diatas lahan 1,4 hektar milik Pemerintah Kabupaten Kendal. Pembangunan ini membutuhkan dana sekitar 1,4 milyar yang berumber dari anggaran pusat dan direncakan akan dibangun 6 (enam) lokal gedung dan memiliki 2 (dua) jurusan, yaitu Teknik Sepeda Motor (TSM) dan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).

Pembangunan SMK Negeri 7 Kendal diharapkan akan mendorong masyarakat Plantungan khususnya dan Kendal pada umumnya dalam mencanangkan program pendidikan 12 (duabelas) tahun. Selain itu akan menghasilkan peserta didik yang memiliki kertampilan dan siap untuk bekerja.

Secara resmi, SMK Negeri 7 Kendal mulai beroperasi pada hari Senin, tanggal 15 Juli 2013, dengan dipimpin oleh Plt. Kepala Sekolah, Drs. Agus Basuki, M.T. dengan dibantu oleh beberapa pendidik dan tenaga kependidikan yang mayoritas masih berstatus sebagai guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT). Peserta didik berjumlah 70, yang terbagi kedalam 2 rombel, yaitu kelas X TSM dan X TKJ.

Populer